Kita & Politik
Sobat IPM! "politik" pastinya sudah menjadi kata yang melekat dan sering kita dengar sehari-hari. Bagaimana tidak, setiap orang hidup dalam suatu negara dengan politik di dalamnya.
Politik berasal dari bahasa yunani yaitu "polis" yang artinya negara. Politik sendiri memiliki beberapa pengertian menurut KBBI, yakni pengetahuan tentang ketatanegaraan atau pemerintahan negara (seperti dalam sistem pemerintahan, dasar pemerintahan), atau semua masalah dan tindakan (kebijakan, taktik, dll.) yang mempengaruhi pemerintahan suatu negara atau negara lain.
Menurut pengertian tersebut dapat dipahami bahwa politik memang berkaitan erat dengan kita, karena politik baik secara langsung/tidak langsung memengaruhi kehidupan dan cara kita hidup, Sob. Hal ini menjelaskan kenapa politik itu penting, diantaranya karena demi menciptakan kehidupan masyarakat yang sejahtera tentunya dibutuhkan politik yang sehat.
Dikutip dari salah satu artikel mojok.co, kepedulian masyarakat Indonesia terhadap politik masih terkesan rendah di ASEAN. Berdasarkan data yang dipaparkan World Values Survey (WVS), hanya 19 persen masyarakat Indonesia yang menganggap politik penting. Bahkan, warga yang berpandangan politik memiliki manfaat hanya 25 persen.
Kenapa hal ini bisa terjadi? Kok bisa kepedulian masyarakat Indonesia sangat rendah terhadap politik?
Banyak hal yang bisa menjadi penyebabnya, diantaranya adalah pendidikan politik yang kurang, represivitas pemerintah, apatisme politik, stigma kotor tentang politik, dan kekecewaan masyarakat.
Tidak dapat dimungkiri, pendidikan adalah pondasi dari kemajuan dan keberhasilan suatu negara. Pendidikan politik bak landasan krusial bagi sistem demokrasi di masyarakat. Kurangnya pendidikan politik berarti kurangnya pula pemahaman masyarakat mengenai cara kerja pemerintahan, sistem politik, hak dan kewajibannya sebagai warga negara, dan yang lebih penting pemikiran kritis masyarakat.
Akibat dari kurangnya pendidikan politik, banyak masyarakat bersikap apatis terhadap isu politik dan enggan berpartisipasi di dalamnya. Beberapa masyarakat atau mungkin sebagian besar jadi hanya fokus terhadap masalah hidup sehari-hari mereka dengan pola pikir yang penting bisa kerja, makan, dan nyaman. Alhasil ketika ajang pemilu tiba, yakni merupakan proses dari sistem demokrasi, masyarakat memilih pemimpin tanpa pikir panjang tentang efek kepemimpinannya. Atau bahkan tidak berpartisipasi dalam ajang pemilu.
Ketidakbijaknya keputusan dalam pemilu ini bisa saja menghasilkan orang-orang yang tidak kompeten untuk menjadi pemimpin. Dampaknya kebijakan-kebijakan yang dibuat dapat menimbulkan kontroversi dalam masyarakat karena dianggap tidak dapat memenuhi kebutuhan dan hak mereka. Selain kebijakan kontroversi, praktik-praktik nakal dalam politik seperti halnya kasus korupsi, nepotisme, dan penyalahgunaan kekuasaan lainnya juga membuat masyarakat kecewa.
Terlebih apabila pemerintah menunjukkan tindakan represivitas dengan membungkam suara rakyat ketika masyarakat menyuarakan hak-haknya tentu menjadikan mereka enggan dan takut untuk mengkritisi pemerintah. Kekecewaan yang mendalam bisa mematikan api semangat masyarakat untuk menyuarakan aspirasi mereka dalam dunia politik.
Stigma politik pun akhirnya dicitrakan sebagai sesuatu yang buruk, kotor, dan penuh intrik. Karena tak jarang di media dijumpai berita tentang praktik kotor para politisi dalam berpolitik. Namun, dalam kasus lain kita dapati juga media yang terlalu sering menyoroti berita non-politik seperti contohnya hiburan tentang gosip selebritis, konten viral, dan semacamnya. Dari sini, stigma politik dicap masyarakat "terlalu berat" dan "tidak menarik" sehingga akhirnya menurunkan kepedulian masyarakat terhadap dunia politik.
Lantas, bila masyarakat sudah tidak peduli, apakah ada cara?
Sebagai masyarakat, terlebih dari generasi muda, Sobat IPM bisa ngelakuin beberapa cara untuk nunjukkin kalau Sobat peduli dengan politik.
- Sadari politik ada dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari harga barang, peluang kerja, kualitas pendidikan, juga aspek lainnya.
- Mengonsumsi berita dan informasi politik secara kritis. Bacalah dari sumber yang terpercaya atau akun yang membahas politik secara ringan.
- Menggunakan media sosial untuk advokasi isu politik atau membuat konten edukatif.
- Ikut kegiatan yang berkaitan dengan politik. Gak mesti demo, Sob, kalian bisa ikut komunitas/organisasi bidang lingkungan/HAM/pendidikan, tandatangan petisi tentang kebijakan publik, ikut seminar & diskusi politik, atau pelatihan advokasi.
- Kalau mau Pemilu, lihat dulu riwayat calonnya seperti apa, kualitas programnya bagaimana, dan jangan terjebak oleh kampanye negatif.
- Vokal dalam mengkritisi pemerintah & wakil rakyat. Sobat bisa mulai dari komentar di internet, ikut forum diskusi tentang isu, atau turun ke aksi.
Sobat IPM bisa mulai dari hal-hal kecil sebelum lakuin hal besar. Ayo, jadi generasi muda yang melek politik dan siap membawa perubahan.